Senin, 03 Januari 2011

Proses-Proses Sosial dan Interaksi Sosial


MAKALAH SOSIOLOGI

 “Proses-proses Sosial dan Interaksi Sosial”






Disusun Oleh Kelompok 1 :
==> Suci Puspasari
==> Emon Rifai Harahap
==> Kusrini
==> Sabirin
==> Novi. R

Kelas / Semester  : G / 1 (Satu)
Dosen Pembimbing : Dewi Jannah, S.Sos, M.Si


SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA)
 LANCANG KUNING
DUMAI
2010




BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Para sosiolog memandang betapa pentingnya pengetahuan tentang proses sosial, mengingat bahwa pengetahuan perihal struktur masyarakat saja belum cukup untuk memperoleh gambaran yang nyata mengenai kehidupan bersama manusia. Bahkan Tamotsu Shibutani menyatakan bahwa sosiologi mempelajari transaksi-transaksi sosial yang mencakup usaha-usaha bekerja sama antara para pihak karena semua kegiatan manusia didasarkan pada gotong-royong.
Pengetahuan tentang proses-proses sosial memungkinkan seseorang untuk memperoleh pengertian mengenai segi yang dinamis dari masyarakat atau gerak masyarakat. Dimana proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbal-balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya saling mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dengan hukum, dan seterusnya.
Proses sosial dan interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Bertemunya orang-perorangan secara badaniah saja tidak akan menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan hidup semacam itu baru akan terjadi apabila orang- perorangan atau kelompok-kelompok manusia bekerja sama, saling berbicara, dan seterusnya untuk mencapai suatu tujuan bersama, mengadakan persaingan, pertikaian, dan lain sebagainya. Maka, dapat dikatakan bahwa interaksi sosial merupakan dasar proses sosial, yang menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis.

B.   Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.   Agar kita mengetahui serta memahami konsep teori tentang proses sosial dan interaksi sosial
2.   Agar kita mengetahui serta memahami faktor-faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial
3.   Agar kita mengetahui serta memahami syarat-syarat terjadinya interaksi sosial
4.   Agar kita mengetahui serta memahami bentuk-bentuk dari   interaksi sosial
5.   Agar kita mengetahui serta memahami tingkat hubungan dalam interaksi sosial

BAB II
PEMBAHASAN

A.   Konsep Teori Tentang Proses Sosial dan Interaksi Sosial
Interaksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa Inggris Social Interaction yang berarti saling bertindak. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, bersifat timbal balik antarindividu, antaraindividu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok. Apabila dua orang bertemu dan terjadi keadaan saling mempengaruhi di antara mereka, maka telah terjadi interaksi sosial. Keadaan saling mempengaruhi dapat berupa persahabatan, permusuhan, percakapan, isyarat, atau bahkan sekadar bau keringat. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya ditujukan kepada orang lain oleh orang yang menggunakannya.
Menurut Abu Ahmadi (dalam Abdul Syani, 2002 : 152) mengatakan bahwa dengan proses sosial kita amati apabila perubahan-perubahan mengganggu cara hidup yang telah ada. Dengan konsep interaksi, ia memberikan batasan proses sosial sebagai pengaruh timbal balik antarindividu dan golongan di dalam usaha mereka untuk memecahkan persoalan yang dihadapi dan didalam usaha mereka untuk mencapai tujuan mereka.
Sementara menurut pendapat ahli yang lain (Gillin dan Gillin) dalam buku Soerjono Soekanto mengatakan bahwa bentuk lain proses sosial hanya merupakan bentuk-bentuk khusus dari interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat itu. Mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi, dan sebagainya.
Menurut Gillin dan Gillin bahwa dalam interaksi social, individu dapat menyesuaikan diri secara autoplastis (dipengaruhi oleh individu lainnya) atau aloplastis (mempengaruhi individu lainnya).

B.   Faktor-Faktor yang Mendasari Terjadinya Interaksi Sosial
ü    Faktor Imitasi
Faktor imitasi adalah meniru tindakan orang lain yang berpikir positif maupun negatif. Salah satu dari segi positif adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku.
ü     Faktor Identifikasi
Faktor identifikasi adalah kecenderungan untuk berprilaku sama dengan pihak lain yang menjadi idolanya. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbatas atas dasar faktor ini.
ü    Faktor Sugesti
Faktor sugesti adalah rangsangan, pengaruh atau stimulus. Rangsangan diberikan seseorang kepada orang lain. Penerima sugesti akan menuruti kehendak pemberi sugesti tanpa berpikir kritis dan rasional karena sugesti bersifat sangat individual.
ü    Faktor Simpati
Faktor simpati adalah proses kejiwaan seseorang yang merasa tertarik kepada orang lain atau sekelompok orang. Ketertarikan itu disebabkan oleh sikap, penampilan, wibawa, atau tindakan. Misalnya, teman sekelas Anda menjadi juara karya ilmiah remaja tingkat nasional, kemudian Anda mengucapkan selamat dan menyatakan ikut bangga atas prestasi yang ia peroleh.
ü  Motivasi
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.
ü    Empati
Empati adalah kemampuan untuk memahami perasaan/ emosi orang lain. Empati dapat juga diartikan kesanggupan untuk turut merasakan apa yang dirasakan orang lain dan kesanggupan untuk menempatkan diri dalam keadaan orang lain.

C.   Syarat terjadinya Interaksi Sosial
Interaksi sosial hanya mungkin terjadi bila dua syarat terpenuhi, yaitu adanya kontak sosial dan adanya komunikasi.
1.   Kontak Sosial (Social Contact)
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu sebagai berikut.
a.   Kontak Antarindividu
Hal ini terjadi apabila dua individu bertemu, dan terjadi interaksi yang dimulai dari berjabat tangan, saling berbicara, ataupun saling bertikai.

b.   Kontak Antara Individu dengan Kelompok
Bentuk interaksi yang terjadi antara individu dengan sekelompok orang. Misalnya, seorang dosen yang mengajar di depan kelas.

c.    Kontak Antarkelompok
Hal ini terjadi antara kelompok satu dengan kelompok lain sebagai satu kesatuan bukan merupakan pribadi anggota kelompok yang bersangkutan. Misalnya, perkawinan yang melibatkan dua kelompok keluarga.
2.   Komunikasi
Komunikasi adalah proses memberikan tafsiran pada perilaku orang lain. Perilaku orang dapat berupa pembicaraan, gerakan badan, ekspresi wajah, sikap, dan perasaan-perasaannya. Tafsiran terhadap perilaku seseorang menimbulkan reaksi terhadap orang tersebut, misalnya ketika Anda mengacungkan ibu jari  tangan  kepada  teman  yang  baru  saja memasukkan bola dalam pertandingan basket antarklub. Kemudian, teman Anda membalas dengan senyuman kepada Anda. Lambaian tangan Anda merupakan aksi yang kemudian ditafsirkan oleh teman Anda sebagai isyarat pujian. Setelah itu, teman Anda bereaksi dengan senyuman sebagai tanda terima kasih atau rasa senang. Oleh karena itu, komunikasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses saling  memberikan tafsiran terhadap tindakan atau perilaku    orang lain.


D.   Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
1. Proses – Proses yang Asosiatif
Merupakan interaksi sosial yang mengarah kepada bentuk-bentuk asosiatif seperti :
a.   Kerja Sama (Cooperation)
Menurut Soerjono Soekanto, kerjasama merupakan suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.
b.   Akomodasi
Akomodasi adalah Usaha-usaha untuk menunjukkan pada suatu keadaan dan untuk menunjukkan pada suatu proses. Akomodasi yang menunjukkan suatu keadaan, adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antar orang-perorang dan kelompok-kelompok manusia sedangkan dalam suatu proses yaitu menunjukkan usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha untuk mencapai kestabilan. Salah satu tujuannya adalah untuk mengurangi pertentangan antar orang atau kelompok manusia dan untuk mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu.
c.    Asimilasi
Merupakan proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda saling bergaul dalam jangka waktu lama sehingga lambat laun kebudayaan asli berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru. Proses asimilasi timbul bila ada kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya, orang-perorangan sebagai warga kelompok saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama sehingga kebudayaan dari kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri.
2. Proses-Proses yang Disosiatif
Proses disosiatif disebut juga proses oposisi. Oposisi dapat diartikan cara yang bertentangan dengan seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk kepentingan ilmu pengetahuan, oposisi atau proses – proses yang disosiatif.
a. Persaingan
Persaingan adalah suatu proses sosial ketika orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian publik dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.

Bentuk-bentuk Persaingan, antara lain :
1. Persaingan Ekonomi
2. Persaingan kebudayaan
3. persaingan Kedudukan dan Peranan
4. Persaingan Ras
b. Kontravensi (Contravention)
Kontravensi merupakan bentuk proses sosial yang berbeda antara persaingan atau pertikaian. Kontravensi merupakan sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu.
Bentuk-bentuk Kontravensi adalah sebagai berikut :
1. Perbuatan, penolakan, perlawanan dan lain-lain
2. Menyangkal pernyataan orang lain dimuka umum
3. Melakukan penghasutan
4. Berkhianat
5. Mengejutkan lawan, dan lain-lain
c. Pertentangan (Pertikaian atau conflict).
Pertentangan atau pertikaian adalah suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan.
Sebab-sebab konflik adalah :
1.    Perbedaan antara orang perorangan
2.    Perbedaan kebudayaan
3.    Bentrokan kepentingan
4.    Perubahan sosial yang cepat
Dampak dari konflik adalah :
1.    Bertambahnya solidaritas dalam kelompok
2.    Retaknya persatuan kelompok
3.    Perubahan kepribadian seseorang
4.    Dapat menghancurkan harta benda dan jatuhnya korban jiwa
5.    Apabila kekuatan pihak-pihak yang bertentangan seimbang dapat dicapai akomodasi. Apabila tidak, maka terjadilah dominasi satu kelompok terhadap kelompok lainnya.

E.     Tingkat Hubungan Dalam Interaksi Sosial
Interaksi sosial yang terjadi di masyarakat memiliki tingkat hubungan berbeda-beda. Tingkat hubungan itu ditunjukkan dengan intensitas hubungan yang berlangsung di antara pihak-pihak yang berinteraksi. Ada dua tingkat hubungan dalam interaksi sosial, yaitu tingkat dangkal dan tingkat dalam.

a.   Tingkat Hubungan Dangkal
Tingkat hubungan dangkal hanya berlangsung sesaat, tidak berkesinambungan, dan tidak menimbulkan jalinan. Contohnya, hubungan antara penjual dan pembeli di pasar.
b.   Tingkat Hubungan Dalam
Interaksi sosial jenis ini berlangsung terus-menerus tanpa batas, berkesinambungan, dan ada jalinan. Contohnya, interaksi antara seorang anak dengan orang tuanya, atau antara dua remaja yang saling jatuh cinta.

F.      Contoh Kasus Interaksi Sosial
Jual Ganja, Perempuan Muda Dibekuk
Laporan Yusrizal, Duri
Seorang perempuan muda berinisial DE (23), warga Jalan Primatoba 2, Kelurahan Titian Antui, Kecamatan Pinggir di tangkap Tim Buser Polsek Mandau saat hendak menjual ganja kering seberat satu ons di Pasar Pagi, Sebanga, Ahad (24/10) lalu. Ironisnya, si pembeli berhasil melarikan diri sewaktu dipergoki petugas.
Saat dikonfirmasi Dumai Pos, Kapolsek Mandau, AKP Arief Fajar Satria SH SIK melalui Kanit Reskrim Iptu Triyanto membenarkan adanya penangkapan terhadap seorang perempuan muda pemilik ganja.
“Tim mengintai pelaku saat terjadi transaksi dengan pembeli (buron, red) di Jalan Gajahmada, Sebanga. Tempat kejadian perkara transaksi berada di Kelurahan Titian Antui. Dari pengakuan pelaku, ganja tersebut diperolehnya dari seseorang berinisial LA,” katanya.
Sebelum penangkapan dilakukan, Tim Buser terlebih dahulu melakukan penyelidikan dan pengintaian. Dari hasil penelusuran didapati sebuah nama yang diduga menjadi pengedar ganja. Tepat pada waktu yang diinginkan, Ahad sekitar pukul 16.00 WIB diketahui seorang perempuan muda diduga masih lajang, datang ke Pasar Pagi Sebanga membawa ganja di kantongnya. “Begitu barang bukti dikeluarkan hendak dijual ke seorang pembeli, tim langsung menggrebek mereka. Sayangnya si pembeli (laki-laki,red) melarikan diri. Namun identitasnya sudah kita ketahui,” ungkapnya.
Usai ditangkap pelaku digiring ke Mapolsek Mandau guna mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kasus ganja ini sedang ditindaklanjuti polisi untuk mengungkap pelaku lainnya. Dalam penanganan kasus narkoba kita tak ada pandang bulu, baik laki-laki maupun perempuan, siapapun terlibat akan diproses sesuai dengan ketentauan hukum berlaku,” imbuh Kanit Triyanto. (wam)
Tanggapan :
Seperti yang kita ketahui syarat dari interaksi sosial adalah adanya kontak sosial dan adanya komunikasi baik itu antara individu dengan individu, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok. Serta Terciptanya interaksi sosial karena adanya aksi dan reaksi (respon) antara makhluk sosial yang satu dengan makhluk sosial yang lain.
Maka, dari kasus tersebut, sudah jelas bahwa telah terjadinya interaksi sosial antara individu dengan individu yaitu antara penjual dan pembeli, antara individu dengan delompok yaitu antara tersangka dengan aparat kepolisian, dan antara kelompok dengan kelompok yaitu kelompok tersangka (penjual dan pembeli) dengan aparat kepolisian.
Contoh lain, sangat banyak terjadi di kehidupan bermasyarakat. Seperti, belanja di warung atau pasar, menolong tetangga yang dalam kesulitan, datang ke acara pesta, bahkan berbicara melalui media elektronik termasuk dalam contoh interaksi sosial dan masih banyak contoh interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pendahuluan dan pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa Proses sosial dan interaksi sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika orang perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut. Interaksi sosial didirikan oleh individu itu sendiri dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Karena pada dasarnya manusia berinteraksi dengan manusia lainnya. Sesuatu yang didasarkan pada kebiasaan sehari-hari yang tercipta dapat dikategorikan kedalam proses sosial dan interaksi sosial.
Jadi, interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tidak akan mungkin ada kehidupan bersama.

3.2 Saran
Dalam interaksi sosial, dapat terjadi hubungan yang positif maupun hubungan yang negatif. Interaksi sosial yang positif terjadi dikarenakan hubungan antara kedua belah pihak saling menguntungkan sehingga hubungan tersebut dapat berlangsung lebih lama dan aman serta dapat mengarah pada suatu kerja sama. Sedangkan interaksi sosial yang negatif akan mengakibatkan suatu pertentangan atau perselisihan. Secara otomatis, akan merugikan kedua belah pihak yang bersangkutan.
Jadi, hendaknya kita sebagai makhluk sosial sadar akan peran dalam masyarakat dan menjaga hubungan baik dengan manusia ataupun lingkungan masyarakat dimanapun kita berada. Maka dengan hubungan yang baik akan mewujudkan interaksi sosial yang positif. Setidaknya kita lebih cepat dalam proses beradaptasi/menyesuaikan diri dengan lingkungan atau masyarakat sekitar kita. Serta perlu ditingkatkan pengetahuan-pengetahuan dalam batas interaksi sosial agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau yang bersifat negatif.
DAFTAR PUSTAKA

Murdiyatmoko, Janu, 2008, Sosiologi Memahami dan Mengkaji Masyarakat, Grafindo Media Pratama, Bandung.
Soekanto, Soerjono, 2007, Sosiologi Suatu Pengantar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Suhardi & Sunarsih, Sri, 2009, Sosiologi 1 untuk SMA/MA Kelas X, Graha Multi Grafika, Jakarta.
Syani, Abdul, 2002, Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, Bumi Aksara, Jakarta.

Media Massa :
Dumai Pos, Terbitan Selasa, 26 Oktober 2010
 Internet :